Petani Timun di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Terancam Gagal Panen

Hal itu akibat banjir yang melanda daerah itu sejak beberapa hari belakangan ini sehingga banjir kini mencapai antara setinggi 50 hingga 100 senti meter.

Ketua Kelompok Tani (Poktan) cipta karya, jawari mengatakan, lahan sayur yang teredam banjir dari luapan aliran Sung itu saat ini sedang memasuki masa berbunga.

Akibat banjir, para petani tersebut gagal panen hingga merugi. “Ya, banyak petani-petani lahannya terdampak banjir. Tapi kalau petani padi di kami tidak ada hanya petani sayur mayur saja yang terdampak,” ujarnya, Senin (6/3/2023).

Ia menyebut, tanaman sayur milik petani yang terdampak itu terdiri atas berbagai jenis, seperti tanaman kacang panjang, kangkung, bayam, timun, cabai dan lain sebagainya.

Menurutnya, tanaman sayur tidak tahan terhadap genangan air karena mudah membusuk meskipun hanya di bagian pangkal batangnya saja.

“Makanya kita sekarang sigap untuk mengerahkan mesin pompa penyedot air untuk mengantisipasi itu. Saya juga mengklaim ke pihak terkait untuk segera diperbaiki saluran-saluran air di dekat bantaran sungai,” tukasnya.

h jika kondisi tersebut terus menerus dibiarkan dan tidak segera ditangani maka para petani sayur di wilayahnya akan mengalami kerugian yang cukup besar. “Pasti petani banyak yang rugi kalau kondisinya seperti ini,” tandasnya.

Namun, menurutnya, saat ini pihak Dinas Pertanian Kabupaten sambas telah berupaya untuk meringankan beban para petani yang terdampak banjir itu dengan memberikan bantuan berupa bibit benih sayur mayur.

Diberitakan sebelumnya, banjir yang melanda pemukiman warga Kecamatan semparuk, Kabupaten sambas, setinggi 80 senti meter sudah tiga hari belum kunjung surut.

“Banjir di sini akibat luapan air sungai, jadi memang perlu ada normalisasi dan nanti akan kami koordinasikan,” Senin (6/3/2023).